Selasa, 28 April 2009

SEJARAH YAMAHA

Yamaha didirikan pada tahun 1887, ketika Torakusu Yamaha mendirikan perusahaan Yamaha Corp. (Nippon Gakki) yang membuat alat musik piano / organ…
Nggak lama kemudian.. Yamaha dikenal sebagai pembuat berbagai instrumen musik terbesar di dunia..
Logonya pun menggunakan tiga garpu tala… Pada 1 Juni 1955, berdirilah Yamaha Motor Corp. yang terpisah dari dari Yamaha Corp.
namun masih tetep dalam satu grup.. !!! Motor produksi pertamanya adalah single cylinder 2 stroke 125cc, dimana motor ini plek-plek copy dari DKW 125cc…
Oh yaa.. Pabrikan Inggris BSA juga ngopy juga dari pabrikan Jerman ini… dikenal dengan Bantam..

Motor 125cc tersebut dikenal sebagai YA1 alias Atakombo (dikenal juga sebagai Red DragonFly)…
Motor ini lumayan sukses.. dan produksi berikutnya menggunakan engine 175cc…
Produksi motor berikutnya adaah twin cylinder YDI di tahun 1957, sanggup mengeluarkan power 20 bHP..
dan memenangkan race Mount Asama di Jepang… Produksinya sekitar 15.811 bikez.. dan jumlah ini masih dibawah Honda ataupun Suzuki…
Selanjutnya Yamaha berkembang dengan cukup pesat dan ditahun 1959 keluarlaah motor sportz pertamanya yang dikenal sebagai YDSI.. dengan 5 speed gearbox… tahun 1960, produksinya meningkat 6 kali lipat menjadi 138 rebu motor…

Setelah berakhirnya Perang Korea,.. perekonomian Amerika Serikat begitu booming.. dan ini mendorong eksport Jepang khususnya motor ke Amerka Serikat..
Tahun 1962 ekspor yamaha ke US sebanyak 12 rebu motorcyclez…
Kemudian tahun 1962 sudah mencaoai 12 rebu unit…Demikian pula untuk tahun1963, kurang lebih sebanyak 36 rebu unit…
Dan puncaknya ditahun 1964, ekspornya mencapai 87 rebu unit… Tahun 1963, Yamaha bikin motor 250cc, twin cylinder dan air cooled… Sejak saat itu.. Yamaha lumayan dikenal di seantero Jepang. Tahun 1965, produksi Yamaha sudah mencapai 244 rebu unit..
dan peruntukkannya 50:50.. dimana sebagian untuk eksport sedangkan sebagian lainnya konsumsi dalam negeri…

Pada awal tahun 1960,… salah satu keluhan pengguna motor 2 stroke adalah pengguna motor kudu mencampur sendiri oli samping dengan bensin…
So ini agak merepotkan… dan hal ini menyebabkan demand dari 2 stroke perlahan agak berkurang…
Namun Yamaha berhasil mengembangkan sistem autolube… dimana oli samping ditampung dalam oil tank..
dan akan mencampur secara otomatis .. sebagaimana halnya motor 2 tak kini…
Yamaha mulai mengembangkan sayapnya dengan membuka pabrik diluar negara Jepang…

Pabrik di luar Jepang yang pertama kali dibuka adalah di Thailand di tahun 1966…
Pelan tapi pasti Yamaha mulai melewati Suzuki dalam hal produksi motor .. dimana pada tahun 1967 telah mencapai 406 rebu unit motor…
Jumlah ini melewati saingan terdekatnya Suzuki… dengan selisih sekitar 4 rebu unit…
Selanjutnya Yamaha mulai mengembangkan untuk pertama kalinya yaitu motor trail.
Motor trail pertama menggunakan engine 250cc single cylinder. Disamping itu Yamaha juga mengembangkan sport car unit 2000cc,
6 cylinder dan DOHC untuk Toyota Motor, dan ini akan membantu Yamaha dalam mengembangkan high performance bikez nantinya.
Tahun 1969, Yamaha mengembangkan circuit race yg bersebelahan dengan pabrik Yamaha di Iwata…

Tahun 1970, jumlah type product yang ditawarkan mencapai 20 jenis motor… mulai dari 50cc s/d 350cc. Yamaha menyadari juga..
potensi 2 stroke masih terbuka lebar… dan Yamaha memproduksi sekitar 574 rebu engines dan 60% diantaranya untuk di ekspor…
Dan ditahun yang sama juga, Yamaha mulai bermain di 4 stroke dengan mengeluarkan motor XS1 650cc vertical twin dimana megadopsi dari Triumph Twin..
Motor ini sanggup mengeluarkan power sebesar 50HP pada 7200RPM dan torsi maksimum sebesar 52Nm pada 6000RPM… !

Strategi Yamaha untuk menarik pelanggan

Strategi yang dikeluarkan Yamaha untuk terus merangsek maju menjadi market leader roda dua di tanah air, kian menggetarkan jantung petinggi Honda. Kian hari, pesona Yamaha beserta seluruh jajaran produknya makin melekat di hati masyarakat. Iklan demi iklan, promosi demi promosi yang dilontarkan tanpa henti, sanggup memecut penjualan Yamaha di beberapa titik penjualan penting. Konon, di beberapa titik penjualan penting ini, posisi Yamaha mulai mengambil alih posisi satu dari tangan Honda. Luar biasa. Agresifitas Yamaha patut diacungi jempol dalam memanfaatkan 'kelambanan' Honda dalam merespon persaingan. Mungkinkah Honda memiliki strategi anyar untuk membuktikan dirinyalah yang tetap nomor satu ?

Kunci Honda hanya tinggal Honda Click untuk mendongkrak penjualan di tahun ini. Di samping tentu saja, New Supra Fit R yang tetap menjadi kue pasar yang enak untuk dinikmati karena memiliki porsi terbesar. Honda 125 series-nya mulai dikebiri Yamaha lewat New Jupiter Z yang tampil makin menawan dengan paduan warna ciamik khas Yamaha. New Mega Pro sudah diincar oleh Yamaha untuk ditekan dengan produk baru yang saat ini masih disimpan rapi. New Tiger, memang belum bisa dilawan. Jangankan yang baru, yang lama saja susah dikalahkan Scorpio. Tapi ini kelas premium, kue pasarnya cuma sedikit dan yang penting, Yamaha punya wakil di kelas itu.

Seperti biasa, Yamaha menghindari 'head-to-head battle' dengan Honda, sehingga lini produknya tidak pernah sekelas. Beda dengan Suzuki yang ampun-ampunan melawan Honda dengan menggunakan strategi head-to-head. Salah satu bukti Yamaha menolak strategi ini adalah dengan mempertahankan kelas 110 cc tatkala pabrikan lain sibuk melontarkan produknya untuk kelas 125 cc. Yamaha keukeuh dan malahan melaunch Jupiter MX, membuka kelas baru. Honda main 200 cc dan Suzuki di 250 cc, Yamaha pede buka kelas baru di 225 cc. Kawasaki ? Nasib menjadi pengekor, kalah telak. Suzuki mulai mengalami kebuntuan dan menaruh harapan di segmen Arashi.

Iklan Yamaha di layar kaca pun mulai membuat pemirsa yang 'paham' tersenyum simpul. The Yamaha Code ! Ingat iklan desa Cibebek yang baru membangun jembatan dan hancur berantakan dilibas Jupiter MX by Komeng ? Melambangkan pabrik ketiga Honda di Cikarang ( saat itu belum lama beroperasi dan diresmikan ) tak berguna dan 'gak ngaruh' dengan produk unggulan Yamaha Jupiter MX. Ingat iklan Jupiter Z baru dengan tema 'Irit .... Irit itu' ? Meledek jargon Honda yang dari dulu bertahan dengan ke-irit-annya dan seolah tidak punya ide lain. Ingat pula iklan Vega yang disusupi tema 'Spare part Yamaha lebih murah !' ? Diposisikan melawan iklan Honda 'Motor juga manusia'. Hehehe .... cerdik, lihai, sedikit bengis namun berhasil !

Honda, kemungkinan besar tidak akan meladeni physico-war yang dilancarkan Yamaha dan memilih diam. Namun diam-nya Honda ini, disinyalir beberapa pihak sebagai ketidakberdayaan dan kebuntuan. Honda butuh aliran darah baru, strategi anyar ! Membuang kesombongan dan keterlenaan selama puluhan tahun menikmati enaknya kursi kerajaan. Jaman sudah berubah, masyarakat kian kritis dan mampu menilai, tidak lagi semata berdasarkan image masa lalu sehingga dengan mudah menjatuhkan pilihan. Praktis, nasib Honda sedikit tertolong dengan jaringan service yang bak gurita, di mana-mana serta after sales service yang masih sedikit di atas kompetitornya.

Yamaha mesti memperhatikan sektor after sales service-nya jika ingin menambah keunggulan bersaing. Honda mesti 'bangun' jika tidak ingin dibuat mati oleh Yamaha.

Taktik Yamaha untuk pengembangan produk

Taktik :
Kalau kita sudah menguasai strategi dengan baik, kita sekarang harus tahu taktiknya, taktik meliputi tiga hal yaitu :
- Price, (harga)
Uang yang dikeluarkan customer harus sepadan dengan produk yang mereka dapatkan. Bisa saja harga kita lebih mahal dengan toko lain, tetapi kita punya nilai lebih, seperti yang kita bicarakan di atas tadi. Pelayanan kita lebih baik, cepat, barangnya masih baru-baru atau selalu uptodate, pelayannya cantik-cantik dan sebagainya.
Mengenai harga, saya yakin kita tidak kalah murah dengan toko lain, bagian pembelian sudah berusaha mati-matian untuk merayu suplier agar di kasih harga yang murah. Pimpinan, sangat luar biasa mencari barang yang berkualitas dengan harga murah.

- Place, (tempat)
Tempat harus kita buat senyaman mungkin, barang harus didisplay dengan indah dan jelas serta mudah dijangkau.
Musik, disetel tidak terlalu keras dan pilih lagu yang melankolis yang tanpa disadari, customer terbawa oleh syair-syairnya.
Ruangan, AC harus terjamin kesejukannya, suasana harus selalu sejuk. Lantai, dinding, rak dan perabotan lain, harus kita jaga kebersihannya.
Kebersihan dan keindahan adalah preriotas utama selain pelayanan, supaya customer terkesan.

- Promotion,
Promosi adalah hal yang penting, tanpa promosi dengan baik, produk kita yang luar biasa tidak akan dikenal orang, tanpa promosi, pelayanan kita yang baik tidak akan berpengaruh banyak. Jadi intinya produk yang luar biasa juga harus disertai dengan promosi yang baik.
Tugas promosi adalah tugas kita bersama, mari kita mulai dari diri kita untuk membanggakan produk yang kita jual.
Sebagai contoh, kita harus membanggakan dan menyampaikan ke teman, tetangga dan relasi kita bahwa produk yang kita jual bagus-bagus dan murah. Tidak malah sebaliknya.
Kita harus banggakan keberadaan kita, saat ini kita makan dari toko kita, kita dapat gaji dari toko kita…

Nah sekarang apa yang kita bicarakan di atas tadi kita dapat simpulkan :
Kita bekerja atau hidup harus punya target yang jelas.
Untuk mencapai target yang jelas kita harus tahu cara hidup yang baik, cara pemasaran yang baik.
Pemasaran yang baik, harus tahu strategi dan taktik untuk menjalankannya.
Strategi yang baik harus dengan Produk yang berkualitas, Pasar yang Jelas, Pelayanan yang baik dan selalu waspada terhadap kompetitor.
Kalau kita menjalankan strategi, kita harus punya taktik, taktik yang baik meliputi, harga bersaing, tempat yang bagus dan promosi yang baik.

Tidak ada sesuatu di dunia ini yang sempurna, oleh sebab itu mari kita saling mengisi dan melengkapi.
Strategi :
Strategi itu adalah susunan rencana tindakan yang akan kita jalankan. Makin baik strategi sudah pasti makin baik hasilnya.
Untuk melakukan pemasaran yang sukses, kita harus tahu betul tentang strategi.
Strategi yang baik meliputi :
- Produck,
Kita harus punya produk yang hebat, produk kita harus punya nilai lebih dibanding dengan produk yang sejenis. Kita tidak bisa menyampaikan ke customer bahwa produk kita ini sangat berkualitas, sangat baik kalau pada kenyataannya produk kita mutunya jelek, dibanding produk lain yang sejenis dan kebetulan dijual ditempat lain.
Sebagai contoh :
Dulu sekitar tahun 80-an, Honda adalah sepeda motor yang luar biasa, pada waktu itu orang menyebut semua merk motor, dengan sebutan Honda, padahal motor yang mereka sebut itu sebenarnya Yamaha, Suzuki atau merk lain. Kenapa bisa begitu, karena pada waktu itu Honda adalah sepeda motor yang berkualitas baik dibanding pesaingnya, Yamaha atau Suzuki.
Tetapi dengan seiring waktu, Yamaha dan Suzuki melakukan inovasi yang luar biasa terhadap produknya dan sekarang berhasil, Yamaha dan Suzuki di urutan teratas.
Jadi intinya, kita punya produk harus yang berkwalitas dan punya nilai lebih dibanding produk yang lain dan sejenis.
Bagaimana dengan produk yang ada di toko kita, produk yang kita jual adalah produk yang berkualitas, produk yang hebat, produk yang lebih baik dibanding produk yang dijual di toko lain.
Setuju khan ?

- Jelas target pasarnya..
Kita harus tahu persis dimana kita harus berdiri, dimana kita harus membawa diri, supaya kita bisa diterima di masyarakat.
Kalau kita ada di kota kecil, kota yang secara geografis agak terpojok, kita tahu masyarakatnya seperti apa, kita tahu mereka mayoritas bekerja sebagai apa, kita harus tahu apa yang menjadi keinginan mereka, kita harus tahu berapa pendapatan perkapita mereka.
Dari hal-hal tersebut, kita harus tahu dengan jelas target pasar kita, barang apa yang akan kita sediakan untuk mereka, pelayanan seperti apa yang mereka inginkan, bahkan kita juga harus jauh berfikir hadiah apa yang baik untuk mereka kalau kita ingin memberikannya.
Kita semua tahu, penduduk kota Jepara adalah mayoritas masyarakat ekonomi menengah ke bawah, oleh sebab itu kita menfokuskan diri ke masyarakat bagian itu, sebab pada waktu pertama kali kita berdiri sampai sekarang, masyarakat golongan itulah yang membesarkan kita.
Sementara bagi masyarakat golongan atas, memilih belanja di kota lain dan itu lumrah, karena mereka menginginkan tidak sekedar belanja, mereka ingin juga rekreasi.
Untuk ke depan, kita akan sediakan juga apa yang diinginkan golongan ekonomi atas.

- Selalu awasi produk pesaing atau kompetitor,
Sekarang ini sudah puluhan kompetitor yang bermunculan, mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, mereka berlomba-lomba untuk menberikan yang terbaik ke customer.
Kita jangan sampai terlena, kita harus tetap berusaha yang terdepan, produk kita harus selalu kita usahakan yang terbaik, kalau ternyata produk kita kalah baik dengan kompetitor kita, kita harus memberikannya nilai plus, nilai plus ini bisa saja berupa tempat kita lebih baik, ber AC, pelayanan kita oke, garansi kita lebih, harga kita tidak mahal dan sebagainya.


Persaingan Yamaha dengan Honda

Dominasi sepedamotor Honda di pasar roda dua Indonesia sampai saat ini belum terpatahkan. Dalam kurun waktu 9 bulan ini Honda mampu mencatatkan penjualan sebanyak 2.248.171 unit. Melampaui total penjualan Honda tahun lalu yang mencapai 2.141.015 unit. Sampai akhir 2008 diperkirakan Honda masih mampu menjual sekitar 600.000 hingga 700.000 unit untuk memenuhi targetnya penjualannya, total 2,8 juta unit.
Honda sampai saat ini memang masih menjadi raja di pasar sepeda motor. Kendati posisinya masih teratas dan volume penjualan terus meningkat, dari sisi persaingan Honda terus tertekan dengan pesaingnya. Bahkan, rentang penguasaan pasar Honda dengan pesaingnya, terutama Yamaha, makin menciut. Padahal, sejak era 1980-an hingga 2003, motor berlambang sayap mengepak ini, pangsa pasarnya acap di atas 50 persen.
Sementara posisi pangsa pasar Yamaha yang awalnya hanya berada di kisaran 20 persen justru mampu digenjot jauh di atas angka tersebut. Kian lama posisinya kian mendekati Honda. Namun, sayangnya laju Yamaha di pasar tertahan oleh kapasitas terpasang pabrik yang hanya mencapai 2,4 juta unit per tahun. Sementara Honda sudah mencapai kapasitas terpasang sebanyak 3 juta unit.
Sebagai gambaran, pada 2003, pangsa pasar Honda masih jauh di atas pesaingnya, yakni 56,11 persen. Sementara Yamaha hanya menguasai pangsa pasar 22,22 persen. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Yamaha memacu kinerjanya, memperbaiki strategi di pasar dan mempertajam konsep promosi serta memperkuat solidaritas dan intensitas komunikasi dengan komunitasnya.
Pada saat yang bersamaan, manajemen Yamaha juga memperbaiki kualitas produksi, termasuk meningkatkan performa teknologi mesin dari dua langkah menjadi empat langkah. Putaran mesin pun dibuat diperbaiki sehingga menjadi lebih cepat. Bahkan, untuk produk tertentu mesin motor Yamaha dilengkapi dengan pendingin air sehingga daya tahan mesin menjadi lebih kuat.
Pasar sepeda motor sport, bebek dan matik dipoles serta dibentuk untuk memenuhi segmen anak muda dan perempuan. Strategi yang dijalankan secara komprehensif itu ternyata ampuh. Pangsa pasar Yamaha pada tahun 2004 naik menjadi 22,44 persen, sedangkan pangsa pasar Honda terpangkas menjadi 52,36 persen.
Tahun 2005, pangsa Yamaha kembali naik menjadi 24,13 persen, sedangkan Honda kembali terpangkas menjadi 52,19 persen. Dalam posisi persaingan ketat di pasar karena merosotnya daya beli sebagai imbas kenaikan harga bahan bakar minyak, manajemen Honda mencoba perbaikan pemasaran. Hasilnya, pangsa pasar Honda bisa diperbaiki dan naik jadi 52,86 persen.
Ironisnya, saat Honda tengah merayap, Yamaha justru berhasil mencuri sisa ceruk pasar yang seret itu. Pada 2006, pangsa pasar sepedamotor berlambang garputala itu melompat menjadi 32,94 persen.Penurunan angka penjualan itu belum mampu menjadi wake up call bagi manajemen. Mereka masih menganggap yang teratas di industri sepeda motor.
Begitu sadar, nasi telah menjadi bubur. Pangsa pasar mereka anjlok tinggal menjadi 45,67 persen, sedangkan posisi Yamaha sudah semakin dekat menjadi 39,11 persen. Pada tahun itu angka penjualan Honda mencapai 2.141.015 unit, sedangkan Yamaha 1.833.506 unit.
Anjloknya pangsa pasar ini seolah menjadi tamparan bagi manajemen Honda. Manajemen mencoba lebih agresif, baik dalam hal inovasi produk, promosi, maupun penetrasi pasar. Bahkan, mereka melakukan revolusi pada perubahan model dan gaya serta memperkuat manajemen dengan memasukkan orang dari kelompok roda empat.
Di jenis sepeda motor bebek, misalnya, paling tidak tiga kali mereka melakukan inovasi produk selama tahun 2007 hingga 2008. Demikian juga di jenis kendaraan matik, dalam kurun waktu satu tahun lebih melakukan inovasi produk hingga dua kali, terakhir adalah New Honda Tiger.
Hasilnya lumayan. Pangsa pasar Honda sedikit membaik. Selama sembilan bulan tahun 2008, pangsa pasarnya sudah mencapai 46,29 persen, sedangkan Yamaha dengan total penjualan sebanyak 1.853.221 unit dengan pangsa 38,5 persen.
Belum selesai
Persaingan kedua pemain ini belum selesai. Masih ada sisa waktu dua bulan ke depan. Peluang bagi Honda untuk meningkatkan pangsanya masih sangat mungkin. Namun, jangan lupa, selama ini Yamaha jauh lebih jitu membuat strategi.
Terbukti di tengah situasi sulit pada tahun 2006, Honda yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat dalam banyak hal bisa diambil sebagian pangsa pasarnya. Bagi manajemen Yamaha Jepang, Yamaha Indonesia begitu penting karena merekalah satu-satunya pabrikan di dunia ini yang pernah membuat sejarah mampu mengalahkan dominasi Honda di pasar, meski hanya beberapa bulan.
Jatuhnya harga komoditas agro, tambang, dan krisis global bisa menahan laju pasar. Biasanya dalam situasi sulit seperti sekarang, manajemen Yamaha lebih solid dan cerdik untuk mengubah tantangan menjadi peluang. Siapkah Honda menghadapi Yamaha?



Target utama yamaha

Berhasilnya Yamaha menjadi pemimpin pasar kendaraan bermotor roda 2 pada akhir tahun 2008 tentunya tidak lepas dari peran seluruh konsumen Yamaha. Tanpa adanya kepercayaan dari konsumen, maka mustahil bagi Yamaha untuk dapat menjadi semakin didepan. Tak habis-habisnya Yamaha mengucapkan terimakasih kepada seluruh konsumen setia Yamaha, yang senantiasa mempercayai kehandalan dan ketangguhan teknologi Yamaha.

Fenomena yang terjadi pada industri sepedamotor di Indonesia pada tahun 2008 memang sangat unik. Pada bulan Januari 2008, total penjualan sepeda motor berhasil mencapai angka 473.000 unit, walaupun sempat mengalami penurunan pada bulan Februari yang hanya berhasil mencatat penjualan 464.784, pada bulan-bulan berikutnya nilai penjualan sepedamotor terus mengalami peningkatan yang luar biasa. Penjualan pada bulan Juni tercatat sebesar 543.878 dan terus naik hingga mencapai 612.032 pada bulan Agustus.

Setelah mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada bulan Agustus, hal sebaliknya terjadi hingga akhir 2008. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa terjadinya krisis financial global langsung memberikan pengaruh terhadap sektor industri sepedamotor di Indonesia. Beberapa perusahaan garmen dan otomotif bahkan ada yang terpaksa mengurangi jumlah karyawannya. Ditengah badai krisis seperti ini, target penjualan sepeda motor untuk tahun 2009 pun mengalami koreksi yang cukup signifikan.

Anomali yang dialamai oleh Yamaha adalah justru dengan menurunnya permintaan barang pada semester akhir tahun 2008 yang diakibatkan oleh krisis global, Yamaha berhasil meningkatkan penjualannya. Data AISI menunjukkan bahwa pada bulan Desember 2008, Yamaha telah berhasil menguasai 47,8 % pasar kendaraan roda dua di tanah air, sedangkan kompetitor lain hanya berhasil mendapatkan bagian sebesar 42,9% dan 8,3%. Hal ini semakin menbuktikan bahwa Yamaha memang semakin di depan.

Yamaha yang telah berhasil menjadi No1 di pasar kendaraan bermotor roda dua di Indonesia tentu saja tidak akan melupakan jasa besar konsumen setia Yamaha. Oleh karena itu di awal tahun 2009 ini, Yamaha mengeluarkan model barunya, yaitu Vega ZR. Mengusung teknologi standart asli Jepang, Vega ZR tetap mengutamakan evisiensi konsumsi bahan bakar. Dengan design yang lebih aerodinamis, Vega ZR menjadi pilihan yang tepat untuk anda yang menyukai motor irit dengan tampilan futuristik. Bukan Yamaha namanya kalau hanya mengandalkan tampilan saja, pada segi mesin pun Vega ZR bisa diandalakan. Dengan mesin sebesar 115cc, menjadikan Vega ZR pilihan paling tepat dikelasnya.

Strategi sukses Yamaha

Kalau kita bertanya pada masyarakat tentang motor (kendaraan bermotor roda dua), bisa dipastikan mereka akan menjawab Honda. Begitu melekatnya merek ini di benak khalayak, hingga motor apapun selalu disebut dengan ‘Honda’. Dalam faktanya, Honda di Indonesia memang memiliki market share yang paling besar diantara merek-merek lainnya. Bahkan disaat krisis pada tahun 1998, penjualan motor bermerek Suzuki, Yamaha mengalami penurunan yang begitu drastis, Honda justru dapat tumbuh dari 50 persen menjadi 58 persen !

Tetapi itu dulu. Kini tidak lagi ! Karena kini Yamaha secara fantastis mampu merebut market share dan menjadi top of mind baru menggeser Honda. Konon market share Yamaha sekarang sudah melampaui Honda sebagai merek yang ‘tidak pernah terkalahkan’ selama ini di Indonesia. Bagaimana hal itu dilakukan, dan apa sesungguhnya ‘ramuan’ marketing communication Yamaha? Berikut ini ulasannya. mudah-mudahan bisa menginspirasi kita.

Strategi Bertahan di Tengah Badai Krisis

Saat krisis moneter menerpa Indonesia, tahun 1997-1998. Hampir semua industri mengalami shock akut, tidak terkecuali Yahama. Pangsa pasar Yamaha kala itu turun hingga 84 persen! Setiap satu unit sepeda motor diproduksi, Yamaha selalu rugi sebesar 2 juta rupiah, akibat rendahnya harga jual (efek kenaikan drastis nilai tukar dolar). Dan total kerugian per bulannya mencapai 50 miliar rupiah! Menurut Dyonisius Beti,Vice President Yamaha Motor Kencana Indonesia, saat itu, hampir saja Yamaha mengambil keputusan “no action strategy”, yang artinya menghentikan produksi dan meninggalkan pelanggan yang sudah susah payah dibangun puluhan tahun sebelumnya.

Akhirnya, untuk bertahan hidup, Yamaha Indonesia menerapkan strategi cash flow management. Yaitu dengan cara menggenjot ekspor Yamaha ke luar negeri untuk mengimbangi program efisiensi di internal. Dan cara ini ternyata cukup ampuh. Hingga mampu menyelamatkan Yamaha dari keterpurukan.

Strategi lainnya adalah dengan tetap menjaga eksistensi Yamaha melalui cara selective strategy dalam marketing campaign yang dilakukannya dan menjaga kehidupan para dealer Yamaha dengan cara menaikkan keuntungan dua kali lipat untuk tiap unit produk Yamaha yang terjual oleh dealer. Dengan dua strategi ini, Yamaha terbebas dari krisis dan menjadi pijakan bagi proses pengembangan berikutnya,

Strategi Pasca Krisis

Begitu krisis sudah bisa dilewati oleh Yamaha, maka pada tahun 2002, Yamaha melakukan reformasi. Dari posisi no action, mulai melakukan action kembali. Didukung oleh Jepang yang siap memberikan komitmennya kembali, maka Yamaha Indonesia melakukan pengembangan dengan menjalankan 4 langkah strateginya.

Langkah pertama : Pengembangan Produk

Pada stage ini, Yamaha melakukan strategi pengembangan produk dengan mengeluarkan dua produk barunya. Yaitu produk sepeda motor 4 tak menggantikan motor 2 tak (market-based product development). Dan produk sepeda motor otomatis (market-driving product development). Maka keluarlah Yamaha Jupiter untuk produk sepeda motor 4 tak, yang dibuat dengan menonjolkan kesan hi-tech, sporty-keren, mesin yang bagus, bentuk yang dinamis, lampu kristal dengan warnanya yang bergaya daytone racing.

Di kategori otomatis, Yamaha mengeluarkan Yamaha Mio yang akhirnya kini menjadi trend setter (market driven) bagi merek lainnya. Terbukti akhirnya Honda dan Suzuki juga mengeluarkan produk di kategori yang sama. Yamaha Mio dikembangkan dengan bekal customer insight yang menurut saya sangat jeli. Yaitu bahwa, sebagian besar wanita masih takut mengendarai motor karena malu, takut kotor, takut digoda lawan jenis, dan takut kehilangan keperawanan. Kalau pun ada yang berani, hanya sebatas untuk keperluan yang dekat-dekat saja. Alhasil muncullah Mio yang mudah dikendarai, ringan, warna yang sesuai dengan soul wanita, tetapi bisa dipacu dengan kecepatan tinggi.

Langkah kedua : Komunikasi

Pengembangan produk menjadi unggul ternyata belum cukup untuk mendongkrak brand maupun penjualan Yamaha. Hal ini terbukti pada Yamaha Jupiter. Di awal kemunculannya Jupiter masih dipersepsi motor 2 tak, lampunya meniru motor Cina, dan warna orange khas daytone racing-nya dipersepsi seperti warnanya “tukang pos”. Akibatnya, penjualan Jupiter belum optimal.

Menghadapi hal itu, lalu Yamaha mengubah image melalui aktivitas komunikasi. Mereka tidak lagi menggunakan pendekatan hi-tech, tapi menggunakan pendekatan humor. Dengan menggunakan Komeng, Tessa, Dedi Mizwar, dan Didi Petet, yang kesemuanya ‘konyol abis’, awereness Yamaha pelan-pelan terdongkrak. Pesan-pesan yang merubah persepsi negatif Yamaha pun lama-lama bergeser menjadi positif. Untuk menjelaskan bahwa “Yamaha 4 tak”, digunakan ungkapan “Yamaha tidak menggunakan oli samping”. Untuk mengubah persepsi warna “Tukang pos”, digunakan ungkapan “Yamaha warnanya indah”. Sedang persepsi “body gemuk” dipakai ungkapan “sexy”.

Sedang Yamaha Mio. Setelah berhasil di pasar wanita, mereka mencoba mengembangkan ke segmen laki-laki, termasuk juga orang tua. Maka Yamaha Mio melakukan komunikasi dengan Iklan TVC yang memperlihatkan seorang ibu naik motor dengan gaya stand up, kemudian iklan dengan lakon banci, sehingga tercipta persepsi kalau Yamaha Mio bisa digunakan oleh siapa saja. Dan di lapangan, fakta itu terjadi. Banyak anak muda, laki-laki dan perempuan serta orang tua dengan PeDe mengendarai Yamaha Mio. Itu artinya, Yamaha Mio telah mampu merebut mind share kosumen.

Langkah ketiga : Customer Management

Aktivitas pengelolaan pelanggan dibangun oleh Yamaha dengan tiga pilar, yaitu customer satisfaction avtivities, customer delighted activities, dan customer fanatic activities. Kepuasan pelanggan dilakukan Yamaha melalui para dealernya dengan menyempurnakan after sales service. Secara terus menerus Yamaha melakukan pelatihan bagi staf dealer maupun bengkel, hingga mereka dapat memberikan layanan sempurna pada para pelanggan.

Sedangkan customer delighted activities diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti : memberikan servis gratis, pelatihan safety riding, menguruskan SIM secara koletif bagi pembeli motor Yamaha, games, dan entertainment berupa nonton bareng MotoGP.

Adapun untuk membentuk fanatisme para bikers dilakukan oleh Yamaha dengan membangun klub pemilik Yamaha, turing bersama, gathering pelanggan di dealer-dealer Yamaha, hingga lomba masak.

Langkah keempat : Brand Management

Yamaha mengusung “Selalu Terdepan” sebagai brand statement-nya. Citra ini diperkuat dengan aktivitas ATL melalui iklan TVC bertema “Yamaha Selalu Terdepan”. Di aktivitas ATL-nya, Yamaha menggelar konser Dewa, gratis bagi pemilik STNK Yamaha. Dan yang baru, melakukan turing keliling ASEAN Yamaha Jupiter MX dan jumpa Miss Universe dan Miss Indonesia di Bali.

Walhasil, apa yang dilakukan oleh Yamaha sejak tahun 2002 ini, sekarang menampakan hasil yang fantastis. Patut mendapat acungan dua jempol. Kini tantangan Yamaha adalah membuat terobosan-terobosan inovatif di aspek produk maupun di aspek layanan secara konsisten dengan back up komunikasi yang lebih cerdas. Karena bukan tidak mungkin, saat ini kompetitor lainnya sedang menyiapkan ‘serangan’ yang lebih dahsyat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar